Tragedi Kanjuruhan, Pele: Bencana Terbesar dalam Sejarah Sepak Bola

- Rabu, 5 Oktober 2022 | 19:36 WIB
Pele: Tragedi Kanjuruhan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. (IG@pele)
Pele: Tragedi Kanjuruhan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. (IG@pele)

JurnalNews - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang masih terus menjadi sorotan sebagai peristiwa kelam dalam sejarah sepak bola Tanah Air.

Data terkini menyebutkan, sebanyak 131 orang harus meregang nyawa usai laga antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada Sabtu 1 Oktober 2022.

Sorotan dunia kini tertuju ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Keprihatinan dan ungkapan belasungkawa tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dunia.

Baca Juga: Data Terbaru Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Jadi 131 Orang, Ada Balita Usia 4 Tahun

Baca Juga: Anggota TNI Tendang Suporter dan Viral Minta Maaf ke Keluarga Korban, Netizen: Ini Gentle, Bukan Ngeles Mulu

Keprihatinan juga datang dari mantan pemain tim nasional Brazil Pele. Legenda sepak bola itu menyebut bahwa kekerasan tak mempunyai tempat dalam olahraga.

Ia menyebut Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang, termasuk di antaranya 32 anak-anak itu sebagai bencana terbesar dalam sejarah sepak bola.

“Pekan ini, kita menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. Ada 32 anak-anak dari 125 orang yang meninggal dunia,” kata Pele dalam sebuah unggahan melalui media sosialnya, Selasa 4 Oktober 2022.

“Kekerasan tak punya tempat dalam olahraga. Tidak ada kekecewaan dari kekalahan yang dapat membenarkan kita kehilangan cinta kasih kepada sesama manusia. Olahraga seharusnya menjadi wujud cinta,” kata dia yang dikutip JurnalNews.id dari Antara.

Pesepakbola dunia Pele ikut buka suara soal Tragedi Kanjuruhan.
Pesepakbola dunia Pele ikut buka suara soal Tragedi Kanjuruhan. (Instagram Pele)

Sementara, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) menjelaskan data resmi terbaru korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 131 orang.

Dari total jumlah itu, 90 korban merupakan laki-laki dan 41 adalah perempuan. Paling banyak korban berusia muda. Dan, satu korban balita berusia 4 tahun.

Menko PMK Muhadjir Effendy menuturkan pihaknya masih fokus terhadap penanganan darurat insiden dan korban, baik yang luka maupun tewas.

“Yang sakit kita layani sebaik dan secepat mungkin dan gratis. Sedang yang meninggal keluarganya beri santunan dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten kota,” terang Muhadjir dalam siaran persnya, Rabu 5 Oktober 2022.

Halaman:

Editor: Sutrisno

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X