JurnalNews - Peristiwa kecelakaan kerja yang menewaskan pekerja di Proyek penanganan Lereng Ruas Tambu-Tompe-Pantoloan yang melekat di Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), masih terus mendapat sorotan.
Kali ini sorotan datang dari anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Anwar Hafid.
Anwar Hafid menyebut, peristiwa tersebut menandakan bahwa penerapan SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja di proyek BPJN Sulteng sangat lemah.
Baca Juga: Usut Pekerja Tewas Tertimbun Longsor di Proyek BPJN Sulteng, PT Akas Harus Bertanggungjawab
Baca Juga: Satu Pekerja Tewas Tertimbun Longsor di Proyek BPJN Sulteng, Satker Klaim Pekerjaan Spesialis Bisa Di-Subkon
Kelemahan itu yang mengakibatkan satu orang pekerja tewas akibat tertimbun longsor pada penanganan lereng di Desa Enu, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulteng pada Minggu 5 Maret 2023 lalu.
Diketahui, saat itu, ada tiga orang pekerja tertimbun langsor. Di mana salah seorang dari ketiganya tewas tak tertolong.
"Pertama, ini menunjukkan bahwa lemahnya penerapan K3 di kegiatan tersebut," tegas Anwar Hafid via sambungan telepon aplikasi WhatsApp, Selasa 14 Maret 2023.
Olehnya, dengan tegas ia meminta pemberlakuan atau penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kepada setiap kegiatan, khususnya di proyek-proyek BPJN Sulteng.
"Kegiatan apa pun yang dilakukan. Baik itu kegiatan yang dilakukan pemerintah maupun swasta," tandas politisi Partai Demokrat tersebut.
Anwar Hafid alias AH menegaskan, akibat adanya korban meninggal dunia membuktikan bahwa K3 belum menjadi prioritas pada proyek yang menelan uang negara puluhan miliar.
"Itu tidak ada tawar menawar. Kalau saya menyimpulkan ini adalah bukti bahwa keselamatan kerja itu belum menjadi prioritas utama. Ini harus, wajib," tegas AH.
Anggota DPR RI Dapil Sulteng yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng ini barharap agar kontraktor PT Anugerah Karya Agra Sentosa (Akas) bertanggung jawab atas tewasnya Hendra (25 tahun).
Selain itu, AH yang digadang-gadang calon kuat Gubernur Sulteng pada Pilgub mendatang juga berharap agar dua orang yang mengalami luka-luka bernama Taufik (22 tahun) dan Saifudin (29 tahun) mendapat perawatan yang maksimal supaya kembali bekerja seperti semula.
Ia menyampaikan dengan tegas agar pihak BPJN Sulteng melakukan pengawasan utama setiap proyek yang ada di Sulteng.
Baca Juga: Buntut Anak Lakukan Penganiayaan, Rafael Alun Trisambodo Mundur dari ASN Ditjen Pajak, Begini Isinya
Baca Juga: PPATK Sebut Ayah Mario Terindikasi Lakukan TPPU Sejak 2010, Sudah Dilapor ke KPK, Kejagung dan Itjen Kemenkeu
Diketahui, satu orang pekerja tewas tertimbun longsor dan dua orang lainnya mengalami luka-luka.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng yang tersebar di WhatsApp Group (WAG), korban yang meninggal bernama Hendra (25 tahun). ***
Artikel Terkait
Tak Hanya di Kemenkeu, PPATK Temukan Transaksi Janggal di Sejumlah Kementerian, Mahfud MD: Saya Sudah Tahu
Mahfud MD Sebut Ada Skema Dugaan Pencucian Uang di Internal Kemenkeu
Menko Polhukam Ungkap Banyak Pegawai Kementerian Lakukan Pencucian Uang Tapi Dibiarkan
Sultan HB X Yakin Letusan Merapi Tidak Akan Seperti Dulu, Begini Penjelasannya
Polri Imbau Masyarakat Tak Gunakan Sepeda Motor untuk Mudik, Ini Alasannya